Senin, 17 Januari 2011

resolusi kecil.

Teringat saat aku melangkah.
harap dan cita di bahu terasa berat dibawa berjalan.
cemooh ketidak yakinan membuat kaki ini tangguh melangkah.
Apapun yg kan menghadang, harus tetap melangkah.
Satu pendirian teguh tertanam di dalam otakku.
Kan ku gemburkan tanah yang kuinjak.
“keraslah kepada keadaan, maka keadaan akan lunak kepadamu” kata yang dititipkan kepadaku.
Seiring berjalannya waktu, semakin jauh melangkah, semua memudar.
Keyakinan itu hilang ntah kemana, bagai kabut hilang ditiup angin.
Kenyamanan-kenyamanan membuaikan hidup yang berputar selalu disini.
Mendengar jeritan dan tangisan nun jauh disana.maaf.
Mengembalikan ku disaat pertama kali melangkah.
Kini.Sebuah resolusi kecil, untuk mendapatkan apa yang harus di raih.

diding bukan lah topeng.

Tembok ini telah runtuh.
Pembatas yang bukan untuk menutupi apa-apa.
Penghalang yang membuat kau tak pernah tau apa di baliknya.
Sungguh aku tak menyadari ini ada dari dulu.
Selalu ku lakukan hanya memanggil dari seberang.
Tak sangka ini sungguh menyakitimu.
Memang bukan seperti itu seharusnya.
Sekarang semua kan ku runtuhkan untuk yg terbaik.
Maaf dan Terimakasih.
Satu nyanyian yang terdengar samar.
Been here before – jeremy enigk

twice

Halo there...
I want tell you something. What you must know.
Who i’m,
What i’m now,
What happent to me,
It’s true,
Sorry cause i’m make you disappointed, twice.
Please don’t cry baby, i’m unworthy of your tears.
I now accept any decision.
I consider this a consequence of all i’ve done.

teringat buku yang kau titipkan padaku.

Oke sekarang kita mulai membuka buku yang telah tersimpan usang dan berdebu itu. Wah, ternyata isinya masih sama seperti dulu, hanya saja ada bagian-bagian yang susah untuk dibaca kembali. Kira-kira butuh berapa lama untuk mempugar ini semua ya. Karena ku telah salah menempatkannya.
Tapi pena nya sudah kubarikan kepada orang lain, apakah dia mw mengembalikan padaku? biar ku melanjutkan isi buku ini kembali. Menulis semua cerita indah yang sempat tertunda. Mari kita tanyakan pada buku ini: “kamu mau di tulis siapa bukuku sayang?” tak ku sangka jawabnya “masih berharap kau menuliskan kata-kata indah dengan penuh cinta disini”
Lalu tiba-tiba hati ini berkata: “ apa yang ada di otakmu?kenapa kau ingin membuka buku ini kembali?apa hanya sekedar iseng ingin menulis kembali?atau memang buku ini yang akan menemani kau selalu menulis?”
Jawab yang samar terdengar: “buku ini, karena aku ingin, aku tidak iseng, tp hanya belum yakin bisa menuliskan bagian-bagian yang telah usang dan yang telah terlewat.”
Suara yang terdengar dari kejauhan: buku itu hidup, buku itu nyata, buku itu punya perasaan yang tidak bisa seenaknya kau tulis dan tinggalkan, bukankah kau dulu punya janji tidak akan lagi membuat buku itu bersedih. Baik kau simpan saja di rak bukumu yang paling atas atau kau bawa kemana-kemana.
sekarang apa yang akan kau lakukan dengan buku ini?

050510

gubuk ini

Begitu sedih mendengarkan suaranya dari seberang samudra sana. Berbicara dengan terisak-isak menangis. Suara yang sangat kusayangi berbicara tentang rumah. rumah yang dulu sangat ku banggakan kini ntah dimana. Apa yang bisa ku perbuat untukmu rumahku. Aku bisa merasakan apa yang terjadi disana. Aku sungguh tidak ingin ini terjadi. Tetapi ini semua kembali kepada kata “ Yang terbaiklah”

darah ini

banyak pelajaran yang aku terima itu belum cukup.
indah terlihat apakah didalam juga begitu.
lembut disentuh apakah ini nyata.
Setiap nafas ini berbicara.
Di hari kemarin saat masih di pangkuan.
Semua telah terpatri di jiwa dan ragaku.
Hanya sedikit hal-hal beras yang kita lakukan,
Tetapi kita melakukan hal-hal kecil dengan cinta besar.
Maaf.

untukmu anugerah terindah dari Tuhan.

Hari ini hari yang sungguh dimana matahati pun enggan bersinar terrang, saat yang sangat menyedihkan bagiku selama aku hidup. Dia telah pergi, dan tak kan pernah kembali, aku pun tak sempat menggenggam erat tangannya. Bersalaman pamit untuk sekedar berkata: “Hai, siapa nama mu?”
Dan masih berharap sampai saat ini untuk kau mengatakan dengan lembut panggil namaku dengan panggilan sayangmu.
“Mahluk kecil kembalilah, dari tiada ke tiada, Berbahagialah dalam ketiadaanmu” kata Soe Hok Gie
Sungguh aku ingin kau ada di samping sayang, kita besama menikmati teh hangat di ruang makan kita, banyak cerita yang ingin ku sampaikan. Banyak hal yang ingin kubagi padamu. Tapi ini sungguh tidak mungkin. Kini ku simpan kau jauh dalam ingatanku yang paling dalam. Hidup lah selalu dalam ingataku selamanya.
Salam sayangku Adi Putra:)
101010

sekarang aku ingin berjalan sendiri

sekarang aku ingin berjalan sendiri.di tengah taman bunga yang tak terawat ini. Menikmati taman ini sendiri. Berjalan dengan bunga nan berwarna-warni ini. Bunga-bunga yang mengeluarkan wangi yang menyejukkan jiwa. Bunga yang tertata rapi dulu sekarang tidak. Melihat lihat dan bertanya apa kabar bunga. Sungguh engkau di taman bunga ini aku mencurahkan semua mimpi-mimpiku.
Dan terlihat di depan ada bunga yang telah patah dari kuntumnya, dan begitu layu terlihat. Bunga yang sangat kusayangi dan kubanggakan, dan sungguh ini bunga yang harusnya kujaga. apakah yang menyebabkan ia seperti ini.sungguh sedih hati ini melihatnya seperti ini. Siapa yang berbuat hal ini. Begitu tak tau diri orang itu. Dan aku teringat, aku lah yang telah mmbuat dia seperti ini. Kelalaian ini membuat bunga itu layu tak berkembang lagi. Aku lah yang seharusnya menjaga ini dengan sepenuh jiwa, membuat taman ini selalu nyata dan nyaman. Begitu sedih aku tidak bisa menjaganya:(. Tak ingat kah kamu saat kau janji utk menjaga taman ini, kau malah mengancurkan dia.
Sekarang apa yang bisa kulakukan untuk membuat bunga ini berkembang mekar indah merona kembali.

See u:)
040410

cinta itu apa

ini untuk pertama kalinya. Waktu ini waktu ketika semua berhenti bergerak, waktu seolah-olah jam dinding tidak berdetak untuk beberapa saat. Dan aku dan kamu membuka semua alam kacrawala ini, rahasia Tuhan untuk hambanya yang indah. Sebuah candi prasasti yang takkan pernah luntur telah kita toreskan bersama. Kita telah menurunkan surga ke bumi kita. Bumi yang masih setengah jadi dan kuyakini akan siap berputar dalam beberapa saat lagi. Tapi apakah kamu benar - benar yakin akan hal itu?
Yakin dimana sebentar lagi kita bisa berjalan pelan di tengah taman bunga yang kita rawat bersama. Melihat kupu-kupu menghisap madu dari bunga nan merah, melihat rumput menari kesana kemari mengikuti angin, dimana matahari selalu setia menyinari dan menghangatkan semua tanpa lelah, dimana hewan-hewan malam tertidur pulas di persembunyiannya, dan sungai pun selalu mengalirkan air untuk kita melepas dahaga ketika lelah. Setelah semua ini nyata, Apa kamu mau ....... denganku?

“what’s next?” kata yang ku dengar darimu.
“let’s make our home” yang ada di benakku dan sampai sekarang belum sempatku katakan padamu.
060110

Belajar dari yang berbeda

Tuhan menciptakan hambanya sungguh berbeda-beda. DNA yang tak akan pernah sama di turunkan oleh bapak kepada anaknya. Sungguh Maha Kuasa telah memperhitungkan semua hingga sedetail ini. Perbedaan-perbedaan ini membuat hidup begitu berwarna, penuh intrik, selalu memberikan kejutan-kejutan kecil yang membuat hati tak pernah stagnan dengan hidup monoton.
“Aku belajar diam dari yang cerewet, toleransi dari yang tidak toleran dan kebaikan dari yang jahat. Namun anehnya aku tidak pernah merasa berterimakasih kepada guru-guruku ini.” Kata Kahlil Gibran
“Kasihilah musuhmu” kata Nabi Isa AS.
“Pada akhirnya kita akan sangat-sangat berterima kasih kepada orang-orang yang membuat diri ini sulit” kata Buddha.
Disaat ini hai orang-orang yang sungguh sangat berbeda denganku, terimakasih
Mari kita ciptakan dunia ini begitu indah dengan perbadaan kita.

Antara percaya dan tak percaya

Antara percaya dan tak percaya. Antara kehampaan dan ketidak pastian ini. Antara ingin berdiri atau berlari. Antara ingin melaju dengan kencang atau mundur dengan cepat. Antara kesungguhan hati dan keyakinan pikiran. Sungguh ini membingungkan. Kata yang kudengar sungguh tidak terpikirkan sebelumnya. Kata yang mengatakan dengan pasti dan apa yang seharusanya ku jalankan. Kata yang membuat ini sungguh tidak nyata bagiku.
“bunga itu tak perlu kau pikirkan lagi”
Apakah itu benar, apakah ini sungguh-sungguh, apakah ini sebuah keyakinan yang pasti.
Benarkah ini kan baik-baik saja, benar kah bunga itu tidak terlihat di antara bunga-bunga yang lain, hingga taman ini tetap begitu indah untuk di nikmati. Sepertinya aku harus mencoba melihat lagi di sekitar. Ternyata benar. Baik lah, selamat tinggal taman kecilku. Semoga matahari kan selalu menghangatkanmu.
Diantara bunga, taman, dan matahari.